Indonesia merupakan negara rawan bencana sebagai akibat pertemuan tiga lempeng utama bumi dan jalur gunung api dunia (ring of fire). Salah satu tahap penting dalam rangkaian upaya penanggulangan bencana adalah manajemen makanan dan pemenuhan gizi bagi korban bencana dan relawan. Oleh sebab itu, Prodi Gizi UNISA Yogyakarta melakukan kerja sama dengan Dinas Sosial DIY untuk mengadakan simulasi dapur umum kebencanaan sebagai gambaran proses penanggulangan bencana, khususnya terkait Penyelenggaraan Makanan dan Gizi.
Pemateri Kunjungan Lapangan
Kegiatan ini dilaksanakan pada Rabu, 3 Juli 2024 yang diikuti oleh mahasiswa Gizi UNISA Yogyakarta semester 6. Rangkaian kegiatan dimulai dari pemaparan materi terkait dapur umum di kelas yang difasilitasi oleh Taruna Siaga Bencana (Tagana) dari Dinsos DIY. Pada kondisi bencana, dapur umum diadakan apabila tidak memungkinkan pemberian bantuan bahan mentah pada korban bencana. Tujuan dari dapur umum adalah memberikan bantuan berupa makanan siap saji bagi korban bencana untuk memenuhi kebutuhan hidup minimal. Beberapa hal yang harus diperhatikan pada dapur umum diantaranya dekat dengan posko pengungsian, sumber air, tempat yang aman, dan bersih. Sedangkan, menu yang disusun diharapkan memiliki kandungan gizi cukup, biaya murah, cita rasa bagus, dan dapat diterima pengungsi dengan tepat waktu.
Setelah pemaparan berlangsung, dilanjutkan dengan simulasi dapur umum yang dilaksanakan di Gazebo Kampus UNISA Yogyakarta. Dalam kegiatan tersebut Tagana membawa satu mobil khusus dapur umum yang biasa digunakan saat terjadinya bencana, sehingga mahasiswa bisa explore secara langsung. Tagana sangat bersemangat dalam mendampingi dan memberikan ilmu kepada mahasiswa terkait simulasi Penyelenggaraan Makan dan Gizi pada dapur umum, mulai kegiatan persiapan hingga pendistribusian makanan. Mahasiswa sangat antusias dalam melaksanakan simulasi tersebut karena pengalaman baru selama perkuliahan Gizi Bencana.
Rangkaian kegiatan simulasi dapur umum kebencanaan berjalan dengan lancar, makanan yang diolah sesuai dengan perencanaan. Kegiatan ini ditutup dengan makan bersama hasil masakan simulasi. Tagana juga memberikan pesan kepada mahasiswa bahwa dalam pelaksanaan dapur umum kebencanaan diperlukan nilai-nilai yang harus dipegang bersama antara lain kerja sama, kesabaran, kekompakan, komunikasi, dan rasa peduli. (VM)