Dukuh Kemiri, Margosari – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok 18 Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta melaksanakan program pelatihan membatik bagi warga Dukuh Kemiri, Kalurahan Margosari, Kapanewon Pengasih. Kegiatan ini dilaksanakan di rumah Bapak Dukuh Amali pada Selasa, 19 Agustus 2025 dan Jumat, 22 Agustus 2025, sebagai upaya memperkenalkan sekaligus melestarikan budaya batik di kalangan masyarakat. Pelatihan ini diikuti oleh ibu-ibu warga sekitar Dukuh Kemiri yang sangat antusias mencoba pengalaman baru dalam membatik.
Pada hari pertama (19 Agustus), peserta dibimbing untuk membuat pola batik di atas kain. Setelah itu, kegiatan dilanjutkan dengan mencanting pola batik menggunakan malam. Antusiasme peserta terlihat sejak awal, karena sebagian besar baru pertama kali mencoba teknik membatik. Sementara itu, pada hari kedua (22 Agustus), kegiatan berlanjut dengan proses pewarnaan. Peserta diajarkan melarutkan malam dengan cara direbus, kemudian mencuci kain yang telah diwarnai dan menjemurnya hingga kering. Dari rangkaian kegiatan tersebut, ibu-ibu berhasil menghasilkan karya berupa taplak meja berpola batik yang indah dan unik. Selain memberikan pengalaman baru, pelatihan membatik ini juga diharapkan menjadi sarana edukasi budaya. Mahasiswa KKN Unisa menekankan bahwa kegiatan ini bukan sekadar keterampilan, tetapi juga bagian dari pelestarian budaya batik sebagai warisan bangsa agar tetap dikenal dan dicintai oleh generasi muda maupun masyarakat luas.
Salah satu peserta menyampaikan kesan positifnya terhadap kegiatan ini “Alhamdulillah, terima kasih telah difasilitasi KKN dari Unisa untuk belajar membatik. Sangat semangat karena belum pernah sama sekali belajar membatik. Jadi tahu dan mengerti cara membatik, manfaat malam, hingga teknik pewarnaan. Mengoleskan malam di kain ternyata tidak semudah kelihatannya, apalagi kalau tingkat keenceran malam tidak pas. Tapi dari pelatihan ini akhirnya bisa menghasilkan batik yang bagus dan terlihat jelas.”
Dengan adanya program ini, mahasiswa KKN Unisa Yogyakarta berharap ibu-ibu dan warga sekitar dapat terus melestarikan batik sebagai identitas budaya Indonesia sekaligus menumbuhkan kreativitas masyarakat dalam mengembangkan karya seni tradisional.
![]() |
![]() |