Oleh: Rizka Qurrota A’yun, S.Gz., M.P.H

Sesuai dengan tema Hari Gizi Nasional (HGN) Tahun 2022 ini yakni “Aksi Bersama Cegah Stunting dan Obesitas”, maka perhatian ke obesitas juga penting untuk mulai digalakkan. Obesitas merupakan masalah kesehatan masyarakat yang berkembang pesat dan berpengaruh pada peningkatan prevalensi, biaya, dan dampak kesehatan di sejumlah  negara (1). Secara global, kini terdapat lebih dari 650 juta orang dewasa mengalami obesitas atau 13% penduduk dunia. Jumlah tersebut akan terus meningkat hingga diperkirakan pada tahun 2030 akan terdapat 57,8 % orang dewasa tergolong obesitas (2). Di Indonesia sendiri, hasil Riset Kesehatan Dasar menunjukkan prevalensi orang dewasa yang mengalami obesitas sebesar 14,8% pada tahun 2013, angka tersebut meningkat menjadi 21,8% pada tahun 2018 (3). World Health Organization mendefinisikan obesitas merupakan penumpukan lemak abnormal atau berlebihan akibat dari ketidakseimbangan energi karena makan terlalu tinggi kalori dan tidak melakukan aktivitas fisik yang cukup untuk menghabiskan kalori dan menyebabkan risiko terhadap kesehatan (4).

Diet dan Aktivitas Fisik

Diet pembatasan kalori dan peningkatan aktivitas fisik merupakan komponen utama yang dapat memberikan keberhasilan dalam penurunan berat badan (5). Diet rendah kalori atau Low Calorie Diet menganjurkan pembatasan asupan kalori yaitu sekitar 800–1200 kkal/hari untuk wanita dan 1200–1500 kkal/hari untuk pria, diet ini mengutamakan asupan serat tinggi dan prinsip gizi seimbang (6,7). Diet rendah kalori akan membuat cadangan makanan dalam jaringan lemak sedikit demi sedikit mengalami penurunan serta merupakan diet yang mudah, aman, dan terbukti efektif mampu mencapai target penurunan berat badan sebesar 6–8% dari berat awal selama 3–16 minggu (8). Aktivitas fisik atau olahraga dengan intensitas sedang selama 225-420 menit/minggu dapat mendukung penurunan berat badan. Dianjurkan olahraga seperti jalan cepat, jogging, berenang, dan bersepeda selama 30 menit setiap hari atau 3-5 kali seminggu serta dikombinasikan dengan latihan kekuatan seperti angkat beban setidaknya 1 kali seminggu untuk melatih massa otot (9,10).

Penelitian yang dilakukan dalam program penurunan berat badan dengan diet pembatasan kalori saja dapat menurunkan berat badan sebanyak 0,98 kg/minggu, sedangkan dengan olahraga saja hanya dapat menurunkan berat badan sebanyak 0,2 kg/minggu. Namun program penurunan berat badan dengan kombinasi diet pembatasan kalori dan olahraga dapat menurunkan berat badan sebanyak 1 kg/minggu (11). Kombinasi antara diet pembatasan kalori dan olahraga dapat memberikan hasil penurunan berat badan yang lebih baik dalam upaya penurunan berat badan. Diet pembatasan kalori memiliki peran dalam mengatur asupan energi masuk sedangkan aktivitas fisik memiliki peran dalam pengeluaran energi, sehingga kombinasi keduanya akan menghasilkan keseimbangan energi pada seseorang sehingga dapat mencapai target berat badan normal.

Penurunan berat badan yang baik dan aman yaitu dengan mengubah gaya hidup secara perlahan sehingga memiliki kebiasaan makan dan aktivitas fisik yang baik. Dalam upaya penurunan berat badan, dibutuhkan perencanaan dan kepatuhan yang berkelanjutan untuk keberhasilan. Hubungi Ahli Gizi untuk membantu menghitung kebutuhan kalori dan menyusun rencana makan dalam program penurunan berat badan. [RQ]

Referensi:
  1. Agha M, Agha R. The rising prevalence of obesity : part A : impact on public health. International Journal of Surgery Oncology. 2017;2:e17:1–6.
  2. World Health Organization. Obesity and Overweight [Internet]. 2018 [cited 2019 Dec 26]. Available from: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/obesity-and-overweight
  3. Kemenkes. Hasil Utama Riskesdas 2018. 2018.
  4. World Health Organization. Overweight and Obesity Fact Sheet. 2011.
  5. Samaha FF, Iqbal N, Seshadri P, Chicano KL, Daily DA, McGrory J, et al. A low-carbohydrate as compared with a low-fat diet in severe obesity. The New England journal of medicine [Internet]. 2003;348(21):2074–81. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12761364
  6. Fock KM, Khoo J. Diet and exercise in management of obesity and overweight. Journal of Gastroenterology and Hepatology. 2013;28:59–63.
  7. Livesey G. Low-glycaemic diets and health: implications for obesity. Proceedings of the Nutrition Society. 2005;64(1):105–13.
  8. Johansson K, Neovius M, Hemmingsson E. Effects of anti-obesity drugs, diet, and exercise on weight-loss maintenance after a very-low-calorie diet or low-calorie diet: A systematic review and meta-analysis of randomized controlled trials. American Journal of Clinical Nutrition. 2014;99(1):14–23.
  9. Swift DL, Lavie CJ, Johannsen NM, Arena R, Earnest CP, O’Keefe JH, et al. Physical activity, cardiorespiratory fitness, and exercise training in primary and secondary coronary prevention. Circulation journal : official journal of the Japanese Circulation Society [Internet]. 2013;77(2):281–92. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23328449
  10. Haskell WL, Lee IM, Pate RR, Powell KE, Blair SN, Franklin BA, et al. Physical activity and public health: Updated recommendation for adults from the American College of Sports Medicine and the American Heart Association. Medicine and Science in Sports and Exercise. 2007;39(8):1423–34.
  11. Miller WC, Koceja DM, Hamilton EJ. A meta-analysis of the past 25 years of weight loss research using diet, exercise or diet plus exercise intervention. International journal of obesity and related metabolic disorders : journal of the International Association for the Study of Obesity. 1997 Oct;21(10):941–7.

Sumber gambar: https://www.summitcancercenters.com/diet-physical-activity-affect-risk-for-cancer/

Informasi lebih lanjut tentang Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) bisa klik disini.