Screening TB Unisa Yogyakarta : Dakwah Kemanusiaan Civitas Akademika menuju “Kampus Sehat Bebas TB”

Screening TB Unisa Yogyakarta : Dakwah Kemanusiaan Civitas Akademika menuju “Kampus Sehat Bebas TB”

Oleh : Nor Eka Noviani, S,Gz., MPH Global Tuberculosis Report 2023 yang rilis pada bulan November tahun lalu menunjukkan bahwa negara Indonesia memiliki prevalensi terbesar kedua di dunia. Lebih dari satu juta kasus TB dengan angka kematian, dimana satu diantara 8 orang terinfeksi TB akan meninggal. Posisi ini tidak berubah dari data tahun sebelumnya di peringkat dua dunia. Tentu, masih menjadi PR besar dan tanggungjawab semua warga negara, bahwa mencegah penularan Mycobacterium tuberculosis menjadi hal penting. Infeksi bakteri menular, bersifat kronis dan mematikan dimana 17 orang meninggal setiap jamnya. Indonesia berkomitmen dengan program skala global “End TB by 2030” untuk menurunkan angka kesakitan TB mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, Stranas atau strategi nasional dalam menurunkan angka TB  juga terdapat dalam dokumen Strategi Nasional Penanggulangan Tuberkulosis di Indonesia 2020-2024. Penyusunan ini berbasis pada pendekatan “People Centered Framework” meliputi perencanaan hingga intervensi program. Aisyiyah selalu mendukung program pemerintah dalam mensejahterakan masyarakat. Hal ini pun selaras dengan visi misi. Dengan semangat dakwah kemanusiaan semesta, Aisyiyah juga turut serta andil dalam program pemerintah untuk mengakhiri TB, dengan memuliakan manusia, mensejahterakan manusia, menghindarkan manusia dari rasa sakit tanpa memandang Suku, Ras dan Agama (SARA) baik secara lokal maupun internasional. Aisyiyah terlebih dahulu memiliki program penurunan angka TB dengan program “TB Care Aisyiyah” bekerjasama dengan Global Fund. Tidak berhenti sampai disini, dakwah dan semangat untuk mencapai Zero TB di 2030 di lakukan di ranah pendidikan. Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta sebagai amal usaha Aisyiyah dalam bidang pendidikan memiliki program satuan tugas “Satgas TB Unisa”, yang bertugas untuk melakukan screening penemuan kasus dalam mewujudkan Kampus Sehat Bebas TB. Satgas TB Unisa terbentuk tahun 2022 dengan bekerja sama “pilot project” dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman dalam melakukan penjaringan kasus baru TB dalam program SIKAT dan TOS TB “Sleman sigap Kendalikan dan Atasi Tuberkulosis” dan “Temukan Obati Sampai Sembuh”. Kegiatan skrining awal dilakukan dengan google form secara annually, pertama kali diadakan tahun 2022 untuk deteksi dini risiko infeksi bakteri TB di dalam tubuh dengan menggandeng Tim Zero TB Dinas Kesehatan DIY.

Bagaimana peran Satgas TB UNISA Yogyakarta?

Terdapat 8 Agenda Satgas TB Unisa Yogyakarta mulai dari screening hingga pelaporan berkala. Screening dilakukan dengan BTA dan Mantoux untuk melihat adanya infeksi bakteri tuberculosis. Sampel akan dikirim ke rumah sakit jejaring di PKU Muhamamdiyah Gamping dimana rumah sakit tersebut juga memiliki program intervensi TB lewat Mentari TB Recovery Plan. Setelah screening, seseorang yang terdiagnosa TB  memperoleh edukasi serta pendampingan untuk menjaga pola hidup sehat. Program screening TB dapat dilakukan setiap tahun, khususnya pada tahun ajaran baru untuk mencegah penularan infeksi bakteri TB di area kampus. Perguruan tinggi sebagai Agent of Change (AoC) sektor kesehatan dimana memiliki peran dalam perubahan perilaku manusia. Perwujudan “Kampus Sehat Bebas TB” sebagai dukungan para civitas akademika untuk eliminasi TB di tahun 2030.

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *